TIMES PURWOREJO, PURWOREJO – Inovasi Program Ketahanan Pangan muncul di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Program menanam padi rumahan, yakni memanfaatkan limbah galon air mineral dilaksanakan melalui Gerakan Masyarakat Membangun Lumbung menjadi swasembada beras yang disingkat dengan Inovasi Gemblung Dadi Waras.
Adalah Camat Purworejo Bagas Adi Karyanto, yang menginisiasi gerakan Inovasi Gemblung Dadi Waras.
"Saya mohon Mas Sigit Bayu untuk berdiri, beliaulah yang pernah menanam dengan media ember besar, dan kami sepakat mencoba dengan media galon bekas minuman maka muncullah inovasi Gemblung Dadi Waras ini," ungkapnya dalam sambutannya di hadapan Bupati Purworejo Yuli Hastuti, kemarin di Aula Kecamatan Purworejo, Senin (19/05/2025) siang.
Diungkapkan Bagas bahwa inovasi menanam padi dengan wahana limbah sisa galon air mineral ini dilaksanakan serentak di beberapa kelompok di Kecamatan Purworejo pada tanggal 1 Februari 2025 yang lalu.
Untuk perdana, ditanam jenis padi virietas Rojo Lele. "Alhamdulillah hari ini tepat 118 hari kami panen juga secara serentak dan berhasil menghasilkan gabah kering panen," ucap Bagas.
Dipaparkan, inovasi ini menggunakan padi varietas Rojo Lele Hybrid menggunakan pola tanam Tabela,
dengan usia tanam 120 hari.
Untuk identifikasi kuantitas, yakni jumlah bulir normal sebanyak 161 bulir. Untuk Bulir Gabuk sejumlah 55 bulir
Total bulir 216 bulir
"Sehingga total bulir 1 galonnya berjumlah 3.381 bulir. Sedangkan untuk total berat pergalon yaitu 3.381 × O.02= 67,62 gr. Sedangkan untuk jumlah anakan per rumpun, terbanyak 30 batang. Dan paling sedikit sejumlah 07 batang. Rata-rata rumpun sebanyak 20 batang. Untuk panjang malai 25 cm dan tinggi pohon hanya 90 cm," ungkapnya.
Pada panen serentak ini, mendapatkan sebuah catatan positif, yaitu hasil panen normal. Sementara catatan negatifnya, yakni padi jenis ini mempunyai kelemahan dibatang yang mudah patah batang di tengah.
"Setelah panen hari ini, kita potong batang padinya, kita tunggu 50 hari lagi akan menghasilkan panen yang kedua sampai panen ketiga," imbuhnya.
"Mohon doa restu ibu bupati, kami kemarin tanggal 10 April 2025 serentak di 14 kelurahan menanam satu kelurahan minimal 60 galon bekas minuman mineral, semoga dapat diikuti oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Purworejo. Mohon ijin inovasi gemblung dadi waras akan kami tambahkan istilah menjadi gemblung dadi waras panen padi setiap hari. Hal ini karena masa usia panen tiap galon berbeda beda mesti dipilih yang tua yang siap panen di setiap harinya," ucapnya.
Hadir dalam acara Panen Padi Serentak, Bupati Purworejo Yuli Hastuti. Kasdim 0708/ Pamungkas, Mayor Inf Rokhiyani, Wakapolres Purworejo Kompol Edi Nana Sugito, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Purworejo, Wiyoto, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Hadi Satsilo, Kepala Dinas P3APMD Laksana Sakti serta 25 Kepala Desa/ Kelurahan Kecamatan Purworejo, sejumlah Perwakilan kampus setempat, lembaga terkait serta beberapa Perwakilan Organisasi Pemuda dan Wanita.
Bupati Purworejo, Yuli Hastuti mengapresiasi inovasi di bidang pertanian ini. Sebab, stigma bahwa bertani itu kotor, hari ini terjawab. Bahwa bertani bisa dilakukan dengan cara yang bersih dan menghemat waktu dan ketersediaan lahan.
"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung inovasi pertanian Gemblung Dadi Waras ini. Semoga bisa membawa manfaat untuk ketahanan pangan masyarakat Purworejo," tutur Yuli Hastuti.
Pada kesempatan tersebut, Bupati didampingi sejumlah Forkompinda dan Camat Purworejo melakukan pemotongan dahan padi sebagai awal dari Panen Padi Serentak Inovasi Gemblung Dadi Waras di Kecamatan Purworejo.
Acara tersebut juga dilaksanakan secara zoom meeting di beberapa titik yang juga melakukan panen padi serentak. (*)
Pewarta | : R Hery Priyantono |
Editor | : Faizal R Arief |