TIMES PURWOREJO, JAKARTA – Seblak, jajanan khas Jawa Barat dengan cita rasa pedas gurih dan aneka isian, kini tengah menjadi perbincangan hangat di Thailand. Banyak warganya penasaran, lalu mencoba sensasi seblak yang viral di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Tidak sedikit yang mengunggah ekspresi kaget, kepedasan, hingga kegembiraan ketika berhasil menaklukkan level pedas seblak.
Namun di balik tren kuliner ini, para ahli kesehatan mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa cabai sebagai bahan utama rasa pedas mengandung senyawa capsaicin. “Capsaicin dapat menyebabkan luka pada permukaan lambung dan memicu refluks lambung,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (28/9).
Menurut Ari, sensasi panas cabai bisa memperberat kondisi asam lambung. “Misalnya panas dan dia asam lambungnya naik, ketika itu rasa panas cabainya masih muncul, itu akan balik lagi dan memperburuk refluks,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, dr. Deka Larasati. Ia menegaskan konsumsi makanan pedas dalam jangka panjang berisiko menimbulkan nyeri perut hingga memperparah peradangan lambung, khususnya bagi penderita gastroesofageal reflux disease (GERD). Dampak jangka pendek pun bisa langsung dirasakan, mulai dari diare hingga iritasi lambung.
“Makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan memperburuk kondisi peradangan. Karena itu, sebaiknya hindari konsumsi berlebihan, termasuk jamu-jamuan atau obat-obatan yang bisa mengiritasi saluran cerna. Perbanyak makan serat dari buah dan sayur, serta jauhi makanan berpengawet,” jelas Deka.
Seblak memang menawarkan sensasi pedas yang menggugah selera dan kini menembus batas negara. Namun, tren ini juga mengingatkan kita bahwa di balik rasa nikmat, tubuh tetap punya batas toleransi terhadap kepedasan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Viral Seblak di Thailand: Lezat dan Pedas, tapi Dokter Ingatkan Bahayanya
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |